Advertisement
Jombang, Semangat kewirausahaan santri kini terus tumbuh di berbagai pesantren. Salah satunya Pesantren Al-Ma’arif Denanyar yang meluncurkan program Pesantrenpreneur NU guna membentuk santri berjiwa bisnis syariah.
Program ini mencetak santri menjadi pengusaha halal di bidang kuliner, fashion, dan digital. Direktur program, Ustadzah Laily Fitria, menjelaskan bahwa pesantren harus menjadi laboratorium ekonomi yang melahirkan pelaku usaha muda berakhlak dan inovatif.
“Santri harus siap berdakwah melalui karya ekonomi. Tidak hanya pintar kitab, tapi juga bisa menciptakan lapangan kerja,” katanya, Jumat (24/10/2025).
Dari Dapur Santri hingga Marketplace
Produk unggulan santri berupa sambal kemasan “SantriRasa”, madu herbal, dan kaos dakwah “AswajaWear” kini sudah menembus marketplace nasional. Seluruh proses produksi menggunakan prinsip halal dan transparan.
Santri senior, Ahmad Rifa’i, mengaku belajar langsung tentang fiqih muamalah dan digital marketing.
“Kami diajarkan akad jual beli, manajemen syariah, dan cara promosi online. Jadi usaha ini bukan sekadar bisnis, tapi juga ibadah,” ujarnya.
Pesantren Jadi Pusat Ekonomi Halal
Menurut KH. Hasyim Anwar, pengasuh pesantren, gerakan pesantrenpreneur sejalan dengan semangat kemandirian NU.
“Pesantren tidak boleh hanya menunggu bantuan. Santri harus menjadi pelopor kemandirian ekonomi umat,” tegasnya.
Program ini mendapat dukungan dari LPNU dan Dinas Koperasi Jombang untuk membantu legalitas dan sertifikasi halal produk. Targetnya, tahun depan Pesantren Al-Ma’arif memiliki koperasi syariah internal yang mengelola hasil usaha para santri.
